Pages

Senin, 23 Mei 2011

Sepatu Hak Tinggi

   Bagi para wanita penampilan itu sangat penting, bahkan merekan merelakan dirinya tersiksa hanya untuk penampilan.
Contohnya saja mereka merelakan kaki mereka untuk merasakan pegal, sakit karena menggunakan sepatu hak tinggi seharian . Penampilan memang penting tapi kita juga harus memikirkan dampaknya.
Berlama-lamaan menggunakan hak tinggi dapat menimbulkan dampak buruk, hak tinggi dapat menggeser setiap kekuatan dari setiap langkah sehingga tekanan berakhir pada telapak kaki bagian belakang dan tulang jari kaki. Akibatnya tumit akan menjadi bengkak dan meradang, sakit pada tumit, kerusakan pada jari kaki, urat tumit yang memendek dan syaraf yang terjerat.
   Pergelangan kaki, lutut dan tulang pinggul dapat terkena dampaknya. Jika orang memakai sepatu yang tidak berhak maka otot kaki dan paha akan berkontraksi secara normal ketika sedang tertarik. Bila seseorang sedang berjalan memakai sepatu hak tinggi maka kaki terletak dalam posisi menurun. Ini akan menyebabkan lutut, pinggul dan punggung dalam posisi yang agak lentur. Ini akan mencegah otot-otot belakang dari tulang-tulang lutut, kaki dan pinggul untuk merenggang seperti biasanya. Jika terjadi setiap kali maka si pemakai hak tinggi akan menderita rasa kaku, sakit dan luka. Sepatu hak tinggi juga akan menyebabkan punggung bagian bawah keseleo karena hak tinggi menyebabkan tubuh menggantung lebih daripada biasanya dan meletakkan beban yang berlebihan pada punggung.


    Para ahli kesehatan telah lama berpendapat, jika anda membiarkan tubuh anda ditopang dengan posisi yang tidak seimbang dalam periode yang lama, maka otot-otot tubuh bisa mengecil. Sepatu hak tinggi mendorong kita untuk berjalan jinjit. Marco Narici seorang ahli dari Universitas Metropolitan Manchester khawatir, menggunakan sepatu hak tinggi untuk kegiatan setiap hari dapat memperpendek otot kaki.
Pada kesempatan berbeda, Robert Csapo, dari Universitas Vienna, Austria mendatangi laboraturium yang dikelola oleh Narici. Sejak itu, kedua ahli ini mulai melakukan penelitian bersama terhadap perempuan yang berusia antara 20-150 tahun yang menggunakan hak tinggi (sekitar 5 cm) secara rutin selama 2 tahun atau lebih ke dalam kelompok pertama. Kelompok kedua adalah wanita yang menggunakan sepatu datar. Sekitar 80 wanita berpartisipasi dalam penelitain ini.
Setelah 2 tahun, otot kaki para perempuan itu diukur melalui MRI. Hasilnya, kedua kelompok ternyata tidak mengalami perubahan pada otot kaki. "Kami awalnya berpikir, otot kaki wanita yang memakai hak tinggi akan berkurang, karena secara teori harusnya demikian,” ujar Narici.
Kemudian, Csapo dan Seynnes menggunakan ultrasound untuk mengukur panjang serat otot kaki para wanita itu, dan mulailah terlihat perbedaannya. Para wanita yang menggunkan sepatu hak tinggi mengalami perubahan serat otot 13% lebih pendek dari wanita yang mengguankan sepatu datar. "Kesimpulan ini sudah terkonfirmasi. Karena secara teori, ketika anda meletakkan otot anda pada posisi yang lebih pendek, maka serat ototpun akan mengkerut,” jelas Narici.
Dengan berkurangnya panjang otot maka akan mempengaruhi kerja fungsi tubuh secara maksimal, karena otot dipaksa untuk melakukan kerja ekstra. Jika diteruskan, para penggguna sepatu hak tinggi, akan mengalami kesulitan berjalan di kemudian hari.
   Bagi wanita yang memang penggemar sepatu hak tinggi, cobalah untuk tidak memakainya setiap hari dan cari sepatu dengah hak yang tidak terlalu tinggi. Jika sedang bepergian santai (berbelanja) hindari memakai sepatu hak tinggi yang menekan jari kaki menjadi bentuk segitiga. Atau pakai sepatu hak tinggi yang haknya tidak tipis tetapi lebar (platform shoe). Sepatu jenis ini tidak merusakkan kaki dan jari kaki seperti sepatu dengan hak tinggi.
   Jangan biarkan penampilan menyiksa diri kita.
Semoga bermanfaat untuk kita semua
terimakasih
Sumber : http://esq-news.com/kesehatan/2010/07/21/efek-negatif-sepatu-hak-tinggi.html

0 komentar:

Posting Komentar